pendakian gunung sindoro dan sumbing
Kudus
Berawal
dari kita ngobrol ngalor ngidul di temani kopi sama SES (rokok), tercetus lah
keinginan mendaki gunung sindoro dan sumbing, dan teman saya yang rumahnya di
temanggung namanya mas ditto, pas ketemu dipuncak merbabu saya hubungi ternyata
juga mau ikut bergabung pendakian bersama kita, yaudah oke kita fix. Berhubung
basecamp G.Sindoro via kledung dan G.Sumbing via garung dekat maka dari itu
kami rencanakan mendaki 2 gunung sekaligus
G.Sindoro dan G.Sumbing atau sering disebut dobel S, disepakati tanggal
16-19 Juni 2016.
15
Juni 2016 malam-malam Faizun menginap dirumah saya,mempersiapkan alat-alat buat
besok untuk mendaki dobel S ini sampai jam 12.00 lanjut tidur, keesokan harinya
jam 5 habis subuh kita berangkat naik motor dan jangan lupa minta doa kepada
orang tua kita.
Berhubung
mas Dito ikut kita mampir dulu dirumahnya Temanggung, sampai di temanggung jam
setengah 09.00 saya dan Faizun mencari rumahnya yang dekat dengan Alun-Alun
temanggung. Sampai dirumahnya orangnya lagi keluar kita tunggulah orangnya
balik, langsunglah mas ditto menyiapkan peralatannya, jam 1.30 lanjut lah kita
menuju basecamp G.Sindoro.
Sampai
di basecamp jam 12.00 kita langsung melakukan registrasi, Basecamp cukup
lengkap tersedia tempat untuk beristirahat, ada masjid di dekatnya, toilet, dan
beberapa warung yang memiliki menu lengkap yang berada di pinggir jalan raya
kledung.
Setelah
semua beres pukul 01.00 kami memulai pendakian. Berdasarkan pertimbangan karena
saya dan Faizun mau lanjut ke G.Sumbing dan mas Dito pulang soalnya besoknya
kerja, kami memutuskan untuk naik ojek sampai pos 1. Biaya ojek dari basecamp -
pos 1 Rp. 15.000 (Juli 2016) lumayan menghemat waktu yang tadinya 1,5 jam
berjalan menjadi sekitar 20 menit saja. Sepanjang jalan menuju Pos 1 kita akan
disuguhi pemandangan berupa lading tembakau yang menjadi batas akhir rumah
penduduk dengan trek bebatuan yang tersusun rapi membentuk jalur setapak.
Pos
1 - Pos 2
Berikutnya
sekitar pukul 01.20 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Cuaca cerah, jalur
menuju pos 2 masih berupa tanah yang cukup luas, dan akan banyak ojek
berseliweran menuju pos 1,5 baik yang mengantar pendaki naik maupun
turun.
Tidak
lama kemudian kami sampai di pos 1,5 yang menjadi pemberhentian ojek, kami
break sebentar disini dan sekedar ngobrol bersama bapak ojek yang super keren
dengan bakatnya balap gunung. Hikz
Selanjutnya
trek mulai memasuki hutan yang cukup rapat dan jalur lebar berakhir. Jalur
masih cukup landai dengan kontur tanah. Kita juga akan melewati 2 jembatan
kecil dan beberapa turunan.
Pukul 03.15 kami sampai di Pos
2. Di pos ini ada shelter yang tebuat dari terpal untuk sekedar berteduh. Dan
di belakang kita bisa menyaksikan gunung sumbing lengkap dengan senter senter
para pendaki yang berjalan di jalurnya. Kami break sebentar sebelum melanjutkan
perjalanan.
|
Pos
2
|
Pos
2 - Pos 3
Sekitar
pukul 04.00 kami melanjutkan perjalanan, perjalanan ke pos 3 beberapakali
bertemu dengan pendaki lain, sebelum sampai pos 3 mulai grimis dan kami pun
berjalan agak cepat dan hari sudah mulai gelap,sampai di pos 3 kami pun
langsung mencari tempat buat ngecamp. Pos 3 cukup luas namun karena masih hari
libur camp di tempat pos 3 ramai tenda warna warni.
Pos
3
Minggu,
17 Juni 2016
Pos
3 - Pos 4
Pukul
04.00 alarm berbunyi tapi masih saja ada sebagian dari kami yang tidur dan
masih malas untuk bangun (termasuk aku) wkwk.
Sampai
beberapa kali hingga menjelang subuh kami belum juga beranjak dari tenda untuk
summit karena malamnya tadi hujan sangat deras cuaca sangat dingin. Pukul 05.00
kami segera bangun dan bersiap siap. Menengok keluar tenda, kabut pekat
menyelimuti dan jalur sampai puncak tidak terlihat. Untuk menuju puncak sindoro
siapkan air yang cukup karena sepanjang jalur tidak ada mata air. Pukul 07.00
kami memulai perjalanan menuju puncak. Sepanjang jalan banyak tenda yang kami
lewati. Sedikit naik lagi ada juga sunrise camp yang ternyata masih kosong
lahannya tidak terlalu banyak dengan tenda para pendaki.
Selepas
Pos 3
|
Di
sunrise camp biasanya terlihat matahari terbit dan G.Sumbing. Setelah itu jalur
kembali menanjak dengan didominasi tanah dan bebatuan. Hati hati saat menapaki
jalur. Semakin naik perjalanan dan matahari mulai nampak, panorama yang ada di
belakang makin nyata. Terlihat gunung sumbing, merapi, merbabu, andong,
telomoyo, dan ungaran berbaris dengan gunung sumbing menjadi yang termegah. Di
hadapan kami juga terlihat bukit bukit gunung sindoro menjelang puncaknya.
Masih sama, banyak break untuk kami sekedar berfoto foto dan makan kwaci
memanfaatkan cuaca yang cerah sebelum datang kabut ataupun hujan.
Sekitar pukul 09.30 kami sampai di pos 4.
Sekitar pukul 09.30 kami sampai di pos 4.
Pos
4 (model mas Dito) hehe
Pos
4, watu
Pos
4 ditandai dengan plang dan batu besar. Kurang direkomendasikan berkemah disini
karena lokasinya yang terbuka sehingga hujan langsung menerpa tenda. Karena mas
Dito sudah capek maka dari itulah saya dan Faizun lanjut ke puncak dan mas Dito
menunggu di pos 4 dengan orang Kendal.
Pos
4 – Puncak Kami segera melanjutkan perjalanan, karena himbauan dari pengelola basecamp
untuk berada di puncak pada jam 07.00 - 12.00 saja. Kami bisa mengerti karena
asap dari kawah gunung sindoro kemungkinan akan bertiup ke arah kami bila
diluar jam tersebut.
Jalur
yang kami lalui masih sama, bebatuan yang cukup rapat seolah tidak ada
habisnya, sampai bukit ini masih ada bukit lagi. Hingga hutan lamtoro habis,
kami mulai memasuki padang edelweis. Terlihat sisa sisa pohon edelweis kering
yang terhampar di sekeliling kami. Puncak gunung sindoro sudah mulai terlihat,
jalur mulai berubah menjadi tanah dengan batu batu berwarna putih yang rapuh.
Disinilah saya bertemu teman kuliah saya
yang sudah turun dari puncak dan Shitz merekan minta air minumku yang masih
sedikit. Kami terus berjalan "sedikit lagi sampai", ujarku
menyemangati Faizun. Mendekati puncak bau belerang mulai terasa. Untuk menuju
puncak, harus memakai masker. Pukul 10.20 saya sampai di puncak Sindoro. Rasa
haru tidak bisa ditawar lagi. Saat itu sudah banyak pendaki yang turun dan
tinggal beberapa yang masih di puncak. Good lah, dan saya masih menunggu Faizun
yang masih dibawah,dan kemudian sampailah Faizun di puncak. Tidak mengambil
resiko. Kami segera menikmati view seperlunya dan bersiap turun mengingat bau
belerang sudah menyengat.
Puncak G.Sindoro
Saya
dan Faizun
Pukul
10.40 kami memulai perjalanan turun, dan sampai pos 4 mas Dito ternyata sudah
turun duluan Jam 12.30 kami sampai kembali di pos 3. Segera membersihkan diri
seadanya dan memasak seadanya,makan dan tidur sebentar,dan Shitz saya saja yang
tidak bisa tidur.jam 15.00 kamipun turun dengan perjalanan agak sedikit ngebut
soalnya kita turun dari pos 1 sampai basecamp mau naik ojek lagi, dan jam 15.30
kita sampai pos 1 dan lanjut ojek sampai basecamp.
Sampai
basecamp magrib,dan mas Dito langsung pamitan lanjut pulang soalnya besok
kerja, saya dan Faizun stay di basecamp G.Sindoro untuk melanjutkan ke
G.Sumbing. ngobrol lah kita dibasecamp sama orang-orang, dan saya mendengar
pembicaraan 2 orang bogor yang katanya besok mau lanjut ke G.Sumbing, kita
ajaklah berangkat bareng.
18
Juli 2016
Terbangun
dari tidur yang masih capek kami harus siap-siap packing alat-alat dan sarapan
lalu menuju basecamp G.Sumbing, dan 2 orang
dari bogor itu katanya mau ke G.Prau dulu baru ke G.Sumbing, yaudahlah
saya dan Faizun menuju basecamp G.Sumbing, Jarak dari basecamp Kledung
ke basecamp Garung hanya beberapa menit aja alias deket. Kita segera
menuju kesana., sampai di basecamp jam 09.00. Menurut saya, fasilitas basecamp
Garung itu cukup lengkap seperti kamar mandi ada 5 apa 6, tempat parkir,
mushola basecamp, masjid yang ada di jalan pendakian, tempat makan yang bisa
dipesen dibasecamp,dan ada jasa ojek sampai pos 1 Rp. 25.000 (Juli 2016).
Basecamp
Sumbing
Sesampai
di basecamp kita langsung registrasi dan untuk menyimpan sedikit tenaga kita
menyewa jasa ojek yang sampai pos 1, sampai pos 1 disini juga ada warung dan
pangkalan ojek,kami langsung melanjutkan perjalanan. Dan asal kalian tau,
selama pengalaman mendaki gunung, selalu ada slogan khas yang sering diucapkan
para pendaki kalau mau lewat atau mendahului kita yaitu “mari mas” atau “mari
mbak”, kadang juga ada yang nyaut ko mari mas wae (maksudnya merk minuman saset)
teh sisri ah.
Lanjut
ke Pos 2, treknya mulai beragam dari tanah basah, berbatu ataupun keduanya.
Tampak wajah-wajah kelelahan hadir diantara kita. Betul saja ketika baru
beberapa melangkah, kaki dan napas sudah meminta bagiannya yaitu istirahat. Banyak
Pohon-pohon tinggi mengitari jalur ini, ditambah lagi jurang yang ada disebelah
kanan pada beberapa spot jalur pendakian.
Pos
2 Genus
Lanjut
ke Pos 3, sebelum sampai pos 3 jalannya tanah basah sangat ngetrek atau juga
disebut engkol-engkolan
Engkol-Engkolan
Jalur
Engkol-engkolan (lensa kusam)
Setelah
berjuang melewati engkol-engkolan sampailah di pos 3 (sedupakroto)
Pos
3
Istirahat
sejenak dan pos 3 tidak ada orang sam sekali, karena planning kita mau ngecamp
di bawah pestan kita melanjutkan perjalanan dan sampailah di tempat camp atau
biasa disebut dibawah pestan jam 02.00.
ada rombongan dari Jakarta yang sudah packing mau pulang dan disitulah
kita Cuma berdua dan bogkar piranti yang
susah payah kita bawa dan membuka tenda kami. Tak selang berapa lama tibalah
rombongan dari Klaten 9 orang, yang sebelumnya mau camp ke pestan tapi tidak
jadi soalnya ada temannya yang sudah ngos-ngosan akhirnya kita dapat teman
ngecamp.
Di
bawah Pestan
Puncak
Gunung Sumbing, 19 Juli 2016
Jam
menunjukkan 03.30 alarm berbunyi kami pun bangun dan membuat makanan untuk
mengisi tenaga buat ke puncak, jam 04.30
kamipun melanjutkan perjalanan menuju puncak, dari pestan ke pasar watu
jalannya tanah dan berbatu cukup jauh untuk sampai pasar watu, di tengah
perjalanan menuju pasar watu kami kembali bertemu teman yang dari bogor
ternyata gak jadi ke G.Prau jadi ke G.Sumbing dulu.
Sekitar
pasar watu
Sampai
di pasar watu istirahat sebentar kemudian lanjut ke watu kotak sampai diwatu
kotak terlihat awan-awan mengambang ingin ku melompat dan tidur di atas sana
….hiraukan.
View
sunrise watu kotak
Dari watu kotak masih didominasi
batu-batu besar yang masih menanjak, sebelum ke puncak, ada pertigaan, dimana
lurus ke puncak buntu, ke kanan ke puncak kawan dan puncak rajawali, puncak
kawah lebih tinggi dari puncak buntu,jika ingi ke puncak kawah harus melipir
tebing kecil yang cukup ekstrim. Sedangkan untuk menuju puncak rajawali, harus
turun dan kemudian kembali menanjak dengan kemiringan curam.
saya dan Faizun
View Pemandangan di puncak
Subhanallah
|
|
|
|
|
|
|
|
Lamunan
seorang Faizun
Alhamdulillah perjalanan 4 hari dari
G.Sindoro dan G.Sumbing berhasil dengan selamat tidak ada kendala sedikitpun.
Komentar
Posting Komentar